KISAH TELADAN DARI KHALIFAH UMAR BIN ABDUL AZIZ
Khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah yang paling zuhud, wara’ dan soleh setelah 4 Khulafaur Rasyidin. Beliau memerintah negara Islam selama 2 tahun 5 bulan saja dan wafat pada umur 39 tahun sebab diracun oleh pembesar-pembesar Bani Umaiyyah.
Suatu hari Khalifah Umar bin Abdul Aziz sangat ingin memakan buah apel, tetapi tidak mempunyai wang untuk membelinya, karena semua hartanya dan harta keluarga telah beliau berikan kepada Baitulmal ketika menjadi khalifah. Lalu ada seseorang dari kaum keluarganya menghadiahkan buah apel dan dihidangkan kepada Khalifah Umar oleh Amru bin Muhajir.
Tiba-tiba beliau berkata: “Alangkah wangi dan bagusnya apel ini. Wahai ghulam, angkat apel ini dan pulangkan kepada orang yang membawanya. Sampaikan salam kepadanya, sesungguhnya hadiahnya telah sampai kepadaku ketika aku sudah tiada selera untuk makan apel.”
Amru bin Muhajir tahu bahwa Khalifah bertindak demikian karena wara’nya. “Wahai Amirul Mukminin! Dia adalah sepupumu dan masih ahli keluargamu, sedang engkau telah mendengar bahwa Rasulullah saw mahu menerima hadiah,” kata Amru.
“Celaka engkau, sesungguhnya hadiah bagi Rasulullah saw memang hadiah. Akan tetapi hadiah pada hari ini bagi kami adalah merupakan rasuah (suap),” kata Khalifah Umar.
Diceritakan bahwa suatu ketika Khalifah Umar bin Abdul Aziz sedang berada di kantor (pejabat) untuk kerja lembur kerajaan. Keadaan ruangan sangat gelap hingga terpaksa memasang lampu pelita. Seseorang datang dan masuk kantor Khalifah setelah diizinkan. Tiba-tiba Umar memadamkan api pelita itu, maka beliau bercakap dengan tamunya dalam keadaan gelap, membuat orang lain keheranan.
“Mengapa Amirul Mukminin melayani tamu dalam keadaan gelap?” tanya seorang pegawai Khalifah.
“Yang datang tadi itu adalah keluargaku. Dia datang kepadaku karena ada urusan pribadi, sedangkan lampu pelita adalah milik negara. Oleh sebab itu, ketika aku berbicara masalah pribadi, aku padamkan lampu tersebut karena tak mahu terpakai milik negara.” kata Umar bin Abdul Aziz.
Lihatlah betapa amanahnya seorang pemimpin Islam pada waktu itu. Beliau tidak menggunakan kedudukannya sebagai Khalifah untuk kepentingan sendiri atau kaum keluarga dan sahabat malah apa yang beliau ada disedekahkan ke Baitulmal.
Kita tidak mengharap pemimpin sekarang menyedekahkan seluruh harta mereka. Tetapi kita mau mereka ini amanah dan tidak rasuah (korupsi), tidak menggunakan kedudukan untuk kepentingan peribadi.
No comments:
Post a Comment